Desa Sumbermalang – Kec.Wringin – Kab. Bondowoso

pj2
Berita Terkini



Kantong plastik telah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Kantong plastik sering digunakan untuk membungkus makanan atau benda-benda lain sehingga mudah untuk dibawa. Harga kantong plastik yang murah membuat kita dengan mudah membuangnya ke tempat sampah selain karena kantong plastik tersebut yang mudah rusak dan tipis, mengabaikan bahwa plastik tersebut sebenarnya merupakan benda yang sangat sulit diuraikan oleh mikroba tanah sehingga hanya akan menjadi limbah lingkungan.

Mengingat hal tersebut, akhir-akhir ini penggunaan plastik kresek sudah mulai dikurangi dan telah banyak dibuat kantong-kantong pembungkus makanan atau kantong belanja yang ramah lingkungan. Namun, penggunaan plastik tetap saja belum sepenuhnya tergantikan. Warga Dusun Sukojati Desa Sumber Malang, Komariah (19) menawarkan salah satu alternatif pemanfaatan kantong plastik yaitu dengan menggunakannya sebagai bahan baku pembuatan Bunga Hias Plastik.


Wanita yang mengawali kariernya di dunia usaha sejak masih duduk di bangku kelas dua SMK ini mengucapkan bahwa produk bunga hias plastik yang ia hasilnya bermacam - macam jenis. Ada yang besar, kecil, dan sedang tergantung permintaan pesanan.

"Harga yang ditawarkan juga beraneka ragam yang mana mulai dari Rp. 50 Ribu sampai dengan Rp. 120 Ribu, tergantung dengan jenis bahan dan juga ukuran yang digunakan." ungkap Komariah
Komariah mengungkapkan bahwa bahan kerajinan tangannya itu ia dapatkan dari toko dekat rumahnya. Sedangkan untuk pelanggan yang kerap membeli produknya adalah dari teman sekolah dan tetangganya sendiri, tapi juga pernah ada pelanggan dari Jember yang tertarik dengan hasil kerajinannya dan membelinya.

Komariah melakukan semua itu lantaran ia ingin nanti ketika ia sudah lulus sekolah setidaknya tidak lantas harus sibuk mencari kerja, tinggal mengembangkan usaha yang memang sudah didapatkan dan dimilikinya.




Alam Indonesia sangatlah luas, dengan berbagai macam tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk menciptakan suatu usaha. Bondowoso, Desa Sumber Malang Edi Susanto (35) dengan usia yang masih muda beliau telah sukses menjalani usaha sapu ijuknya. Awal mula usaha tersebut, Edi Susanto bekerja sebagai sales sapu ijuk di Kota Surabaya. Seiring berjalannya waktu beliau mempunyai tekat untuk memulai usaha sapu ijuk sendiri. Lebih tepatnya empat tahun yang lalu beliau memulai menjalankan usahanya sendiri. Beliau mendapat inspirasi untuk mencoba usaha sendiri dari Bandung. Modal utama yang dibutuhkan kisaran dua ratus juta rupiah. Pendapatan perbulannya tidak menentu. Dengan stardart pendapatan perbulan bisa mencapai sepuluh juta, misalnya pada tahun ajaran baru usaha beliau sangat ramai pesanan. Cara pendistribusiannya sangat modern yaitu melalui jejaring sosial facebook. Konsumen dapat memesannya melalui facebook dan pemasarannya hampir seluruh wilayah Jawa Timur, selain itu Kalimantan, Sulawesi dll. Sapu ijuk dapat dijual matang maupun mentah, dalam artian apabila konsumen menginginkan bahan mentah berarti hanya sapu ijuknya saja tanpa gagang dan apabila matang lengkap dengan gagang sapunya. Sapu ijuk dijual seharga lima belas ribu rupiah perbiji.



Bahan sapu ijuk terbuat dari serabut pohon aren yang diambil dari gunung – gunung yang berada di Probolinggo dan Lumajang. Tahap – tahap pembuatannya yaitu dari lembaran – lembaran ijuk yang masih tebal dilakukan proses penyobekan secara manual dan dipilah sesuai kualitas. Kemudian memasuki tahap mengikatan ijuk ke kop sapu lalu dilanjutkan dengan proses penghalusan menggunakan mesin serta manual. Setelah halus, mamasuki tahap perapian ujung ijuk dengan cara dipotong. Sebagai tahap akhir kop sapu yang sudah jadi disatukan dengan gagang sapu kemudian diberi label dan dikemas.
Kendala dalam pembuatan sapu ijuk yaitu dalam prosesnya misalnya kurangnya mesin untuk melancarkan usahanya. Sebagian besar, beliau masih menggunakan cara yang manual untuk proses pembuatan sapu ijuk. Dengan adanya tiga puluh karyawan yang dimiliki, hanya ada satu mesin yang membantu proses kerjanya. Dari tiga puluh karyawan hanya ada dua belas karyawan tetap, karena selain dari itu masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Sistem pemberian upah sesuai dengan permintaan karyawan, misalnya harian, mingguan dan bulanan. Harapan Edi Susanto sebagai pemilik usaha sapu ijuk ialah bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan usahanya supaya dapat mengurangi tingkat penganggura terutama disekitar wilayah kecamatan Wringin.


MKRdezign

Kritik dan Saran

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget